Ternyata butuh biaya lumayan untuk mendongkrak tampilan motorsport Jepang menjadi lebih cakep. Setidaknya hampir 10 juta telah terkucur untuk FXR 150 yang sekarang menjadi kendaraan harian saya. Tapi puaslah setelah jadi.
Umum diketahui bahwa motorsport sejenis Kawazaki Ninja 150 RR atau KRR ZX150R, Suzuki FXR 150, dan CBR 150 terlihat kecil dibandingkan motor-motor keluaran Italia, seperti Cagiva Mito 150 atau Aprilia RS 125. Apalagi jika membandingkan dengan generasi motorsport seangkatan dua motorsport Italia itu seperti Suzuki RG150R atau NSR 150R. Wah, jauh deh! Bisa dibilang kalah kelas dari sisi tampilan, alih-alih performa mesin. Mungkin cuma motorsport Jepang yang benar-benar versi CBU tertentu saja yang sedikit setara seperti TZR/TZM150, RGV 150, atau NSR RR 150, NSR SP 150, dan NSR 125 Hornet. Namun demikian tetap saja dimensi dan garis desainnya terasa belum setara.
Motorsport kecil Italia biasanya memiliki dimensi yang sedikit lebar. Juga garis desain yang stylish. Model fairing yang berkarakter, baik membulat pada RS 125 atau menyudut pada Mito membuatnya bercitra seni tinggi. Bukan hanya itu. Mito dan RS 125 dilengkapi dengan komponen kaki-kaki yang mumpuni. Versi jalan rayanya saja sudah mengandalkan sistem dan model yang berspesifikasi semi racing.
Karena itu, guna menyempurnakan tampilan FXR lansiran akhir 2003 ini, diperlukan operasi besar-besaran. Harus dibekali full perangkat comotan Aprilia, terutama RS 125.
Pertama-tama mengganti sok depan dari model teleskopik menjadi model upside down. Piranti yang cocok adalah RS 125 yang bukan saja kekar dan manis, tapi juga sangat responsif pada saat pengereman maupun menikung. Tak kalah pula sistem peredam kejut belakang diganti dari arm semi banana FXR dengan monosok konvensional menjadi full dan sistem unitrak khas RS 125.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda: